POLITIK ITU WANGI
بسم
الله الرØمن الرØيم
Buka2 medsos, saya baca obrolan di salah satu WAG,
topiknya tentang orang2 yang (merasa) pintar yang cenderung anti politik dan
MELARANG tiap anggota WAG nya bicara tentang politik. Jadi isi obrolan WAG itu
cuma ucapan selamat ulang tahun n posting kuliner, konon isinya grup orang2
pinter, yang TEREDUKASI dengan baik dari universitas ternama. Saya ketawa
bacanya. Saya jg punya grup begitu. Tiap ada yg ngomong politik, pasti akan
muncul moron2 yang men-colek2 admin utk memberi peringatan pada yang posting, dan
itu ber-ulang2, sampai2 ada ancaman klu masih posting juga akan dikeluarkan
dari grup. Pada grup2 begini, saya pasti tak pernah komen. Soalnya saya tidak
merayakan ultah dan tidak suka kuliner juga, jadi males saya baca posting2 di
tempat seperti itu kan?
Pagi tadi, my bontot boy tilawah setelah jadi imam
sholat subuh. Ia membaca surat Al Qasas. Isinya tentang perjuangan Nabi Musa AS
dan Nabi Harun AS melawan tirani kaisar imperium Mesir, Fir’aun, sang MUSUH
ALLAH. Di awal, Allah mengatakan bahwa FIR’AUN adalah PENGUASA YANG JAHAT,
karena ia MENGADU DOMBA RAKYATNYA untuk memperkokoh kekuasaannya.
Selanjutnya diceritakan bagaimana Nabi Musa AS, pria
cadel yang sejak bayi diasuh oleh Fir’aun, melawan “bapak angkat”nya sendiri.
Dan ini kisah yang sangat saya sukai. Seorang pria cadel yang tak jarang
ketakutan, berhasil menghabisi kekuasaan seorang kaisar superpower, yg memiliki
bala tentara yang super terlatih dan persenjataan perang yang lengkap. Dan
bukan main senjata yang digunakan Musa AS untuk melawan segala kedigdayaan
Fir’aun, apa itu?
Yaitu: kekuatan MULUT!!! Door to door menawarkan
konsep ketauhidan, memiliki informan yang bekerja di internal Fir’aun (salah
seorg panglima perang Fir’aun membelot dan memihak pada Nabi Musa), menggunakan
jasa juru bicara (Nabi Harun menjadi juru bicara Nabi Musa, sebab bicaranya
tidak jelas, waktu bayi nabi Musa pernah makan bara api yang ditawarkan
Fir’aun, sehingga lidahnya terbakar dan bicaranya menjadi cadel). Apa
sebetulnya yg dilakukan Nabi Musa di masa pemerintahan Fir’aun? Nabi Musa
BERPOLITIK!
Melawan seorang kaisar, dengan lobby mulai dari
tingkat rakyat jelata sampai panglima perang, menghadirkan penyusup, itu semua
politik kan? Dan sepemahaman saya, hampir semua kisah Nabi2 adalah kisah
perlawanan melawan tirani (kecuali Nabi Adam AS, mohon koreksi bila keliru).
Dan apa kegiatan para tiran? Mereka MENJAUHKAN MANUSIA DARI PEMURNIAN
PENGHAMBAAN PADA ALLAH.
Tiran di jaman Ibrahim AS memaksa rakyatnya
menyembah patung2. Tiran di masa Luth AS memaksa rakyatnya menerima kelakuan
LGBT bahkan menghukum rakyat yg menentang LGBT. Tiran di masa Nabi Shaleh
memaksa rakyatnya bertransaksi dengan riba dan mereka gemar mengurangi
timbangan, dst dst nya.
Dan tiran yang paling “menggemaskan” adalah Fir’aun,
yang secara eksplisit memaksa rakyatnya utk MENYEMBAHNYA, menjadikan Fir’aun
mendapat gelar “musuh-KU” dari Allah SWT. Kesimpulannya, NABI2 BERPOLITIK.
Lalu kenapa kita jadi anti? Kita yakin politik
menjauhkan kita dari kekhusyukan sholat, masssaaaa'?
Rasulullah SAW itu politisi handal sekaligus
panglima perang yg memiliki ketangkasan yang handal serta strategi perang yang
jitu. Perjanjian Hudaibiyah merupakan bukti Rasulullah SAW adalah politisi
ulung. Perang 12 kali beliau adalah bukti bahwa beliau adalah seorang panglima
perang yang handal. Jadi kenapa masih anti pada politik?
Indonesia ini dimerdekakan oleh perjuangan ulama,
mereka berpolitik!! Jadi kenapa masih anti pada politik?
Marilah kita jangan mau terbawa propaganda antek2
dajjal yang mengatakan bahwa politik adalah dunia yang kotor. Dia mengatakan
itu untuk mengelabui kita, supaya kita lengah. Mengira kita akan aman2 saja dan
cukup hanya dengan sholat, mengaji, dan umroh!!!
No!! Agama Islam bukan agama ritual belaka,
keIslaman seseorang tidak dilihat dari keistiqamahannya dalam melakukan ritual.
Islam itu agama sosial. Kesalihan seseorang diukur dari seberapa banyak
waktunya dihabiskan UTK BER AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR.
Ingat kisah seorang saudagar yang sedang sakratul
maut, saat malaikat Rakib dan Atid memperlihatkan catatan amalnya, timbangannya
jatuh ke kiri, dosanya lebih banyak. Namun akhirnya, malaikat Rakib dan Atid
menemukan satu catatan kebaikan, yang akhirnya membuat semua dosanya terhapus
dan timbangan kebaikannya menjadi sangat berat. Apa amal itu? Tangisan seorang
ibu yang berterima kasih pada nya karena dia berikan makanan (dia sendiri belum
makan, lalu dia tawarkan pada ibu dan anak2nya yang lapar).
Bagaimana kita bisa berharap lepas dari riba kalau
kita tidak berpolitik? Bagaimana kita bisa berharap syariah Islam dijalankan
bagi kita pemeluk agama Islam klu kita anti pada politik dan menganggap politik
adalah sesuatu yang berbau busuk dan menyengat?
Sekali lagi, jangan pernah terbawa propaganda antek2
dajjal yang mencoba mengubah mindset kita. Ingat, Islam mengajarkan kita untuk
hablum minannaas dan hablum minallaah... ritual HARUS diaplikasikan dalsm
kegiatan sosial (amar ma’ruf nahi munkar).
Sekian tahun umat Islam di negeri ini dijauhkan dari
politik, mulai dari cara halus melalui ceramah2 bapak2 kyai, sampai cara kasar
MEMPERTONTONKAN politisi muslim yang (terduga) korupsi seolah2 tidak ada yang
non muslim yang korupsi, dan mereka SELALU MENGKAIT2KAN dengan ajaran Islam.
Tapi kalau politisi non muslim yang korupsi, mereka buru2 menutup berita, dan
kalau ada yang coba2 mengkaitkan dengan agama, mereka buru2 berteriak “GA ADA
HUBUNGANNYA DENGAN AGAMA!”
Ayo saudaraku di jalan Allah, jangan anti pada
politik. Justru, 87% umat Islam ini harus berpolitik. Kita harus mampu
menentukan kemana rakyat ini harus dibawa. Kita TAK BOLEH MENYERAH PADA TIRAN.
Sebagaimana para Nabi berjuang melawan tiran, kita
pun kini beramai2 melawan tiran yang hendak menjauhkan kita dari Allah.
Politik bukan tabu, politik itu suatu komponen
kehidupan, kalau dia tak ada, hidup menjadi tak jelas mau bagaimana.
Jangan ragu utk bicara soal politik, jangan minder
juga, sebagaimana kita tak cerdas, demikian juga para politisi yang saat ini
ada, jadi kita punya wewenang informal utk bicara kan?
Semoga kita ke depan lebih aware dan lebih melek
politik. Cukuplah tiran2 berkuasa, mari kita ciptakan suasana kondusif sehingg
muncul pemimpin yang shiddiq, amanah, tabligh, fathanah.
Ingat, POLITIK ITU WANGI!
No comments:
Post a Comment