By: Nandang Burhanudin
*****
(1)
2019, gelombang ketiga Turki dimulai. Fase penentuan puncak prestasi Tn. Erdogan, menyongsong era baru Turki 2023.
(2)
Ragam cara menghentikan Tn. Erdogan gagal total. Mulai dari isu korupsi, nepotisme, pembunuhan Dubes Rusia hingga kudeta. Gagal!
(3)
Ditempuhlah cara klasik yang masih ampuh: memecah soliditas trio pejuang di tubuh AKP: Kubu Erdogan, Abdullah Gul, dan Daud Oglu.
(4)
Abdullah Gul terus dikompori agar berani maju melawan Erdogan di Pilpres 2019. Mantan Presiden Turki 2 kali, tapi saat itu, kursi Presiden hanya seremonial.
(5)
Ada lagi kubu Daud Oglu. Mantan PM dan Menlu yang sukses mengangkat martabat diplomasi dan ekonomi Turki. Semua penuh harap, Oglu balas dendam.
(6)
Tapi itulah negarawan sejati. Oglu dan Erdogan semakin bercengkerama nyaman. Terakhir, 2 minggu lalu, Oglu selama 3 jam menjadi tamu kehormatan istana kepresidenan.
(7)
Bagi Tn. Erdogan, dua nama besar AKP tersebut, terlalu naif jika dikerdilkan. Peran dan jasa keduanya memajukan AKP dan Turki, tak pantas disiakan.
(8)
Sejak lama, Tn. Erdogan pun merangkul maestro politik Abdullah Gull. Musuh Turki terlalu banyak, jika harus menambah musuh internal.
(9)
Namanya pembenci AKP tak kenal lelah memecah belah 3 simbol kekuatan AKP. Tapi semua terpatahkan, berkat tautan ukhuwwah kebangsaan.
(10)
Mengenali musuh, berarti menguasai 50 % kemenangan. Sebagai penguasa, tokoh-tokoh AKP menghadirkan keteladanan: Berbeda pandangan tidak harus merusak kebahagiaan.
(11)
Maka nama Keadilan dan Kemakmuran, AKP sangat mudah ditemukan. Adil dan makmur dalam bingkai tauhid dan keIslaman. Adil untuk semua, makmur bersama.
(12)
Gelombang ketiga Turki, mengisyaratkan pada dunia: Inilah Turki yang mendapatkan berkah dari parpol yang tidak sekedar nyaring, tapi tak bertaring.
Ragam cara menghentikan Tn. Erdogan gagal total. Mulai dari isu korupsi, nepotisme, pembunuhan Dubes Rusia hingga kudeta. Gagal!
(3)
Ditempuhlah cara klasik yang masih ampuh: memecah soliditas trio pejuang di tubuh AKP: Kubu Erdogan, Abdullah Gul, dan Daud Oglu.
(4)
Abdullah Gul terus dikompori agar berani maju melawan Erdogan di Pilpres 2019. Mantan Presiden Turki 2 kali, tapi saat itu, kursi Presiden hanya seremonial.
(5)
Ada lagi kubu Daud Oglu. Mantan PM dan Menlu yang sukses mengangkat martabat diplomasi dan ekonomi Turki. Semua penuh harap, Oglu balas dendam.
(6)
Tapi itulah negarawan sejati. Oglu dan Erdogan semakin bercengkerama nyaman. Terakhir, 2 minggu lalu, Oglu selama 3 jam menjadi tamu kehormatan istana kepresidenan.
(7)
Bagi Tn. Erdogan, dua nama besar AKP tersebut, terlalu naif jika dikerdilkan. Peran dan jasa keduanya memajukan AKP dan Turki, tak pantas disiakan.
(8)
Sejak lama, Tn. Erdogan pun merangkul maestro politik Abdullah Gull. Musuh Turki terlalu banyak, jika harus menambah musuh internal.
(9)
Namanya pembenci AKP tak kenal lelah memecah belah 3 simbol kekuatan AKP. Tapi semua terpatahkan, berkat tautan ukhuwwah kebangsaan.
(10)
Mengenali musuh, berarti menguasai 50 % kemenangan. Sebagai penguasa, tokoh-tokoh AKP menghadirkan keteladanan: Berbeda pandangan tidak harus merusak kebahagiaan.
(11)
Maka nama Keadilan dan Kemakmuran, AKP sangat mudah ditemukan. Adil dan makmur dalam bingkai tauhid dan keIslaman. Adil untuk semua, makmur bersama.
(12)
Gelombang ketiga Turki, mengisyaratkan pada dunia: Inilah Turki yang mendapatkan berkah dari parpol yang tidak sekedar nyaring, tapi tak bertaring.
No comments:
Post a Comment