Monday, March 5, 2018

KISAH SYAIKH FARAZDAQ

KISAH SYAIKH FARAZDAQ YANG DI POTONG LIDAHNYA KARENA MEMUJI RASULLULLAH ﷺ

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Syaikh Al-Farazdaq, nama lengkapnya adalah Hammam bin Ghalib Abu Firas,
(: همام بن غالب ، ابو فراس) biasa dikenal sebagai
al-Farazdaq (bahasa Arab: الفرزدق) adalah seorang penyair Arab.

Syaikh Al-Farazdaq lahir di Kadhima (sekarang Kuwait) dan tinggal di Basra.
Syaikh Al-Farazdaq adalah anggota Darim,
salah satu divisi paling terhormat di Bani Tamim,
dan ibu Beliau berasal dari suku Dabbah.
Kakek Beliau Sa'sa' adalah seorang Badui terkenal,
ayah Beliau Ghalib mengikuti cara hidup yang sama hingga Bashrah didirikan,
dan terkenal akan kelemahlembutannya.


Syaikh Al-Farazdaq memiliki kebiasaan yang unik karena selalu terlihat asyik hanya
untuk selalu memuji Rasulullah  ﷺ dan  juga gemar melakukan ibadah haji setiap tahunnya.

Suatu waktu,  ketika Syaikh Al-Farazdaq  sedang melakukan ibadah haji, 
kemudian Syaikh Al-Farazdaq datang berziarah ke makam Rasulullah ﷺ dan
membaca qasidah di makam Rasulullah ﷺ. dan pada saat yang bersamaan,
tanpa disadari oleh Syaikh Al-Farazdaq, seseorang telah mendengarkan
qasidah pujian untuk memuji Rasulullah  ﷺ yang dilantunkannya.

Setelah selesai membaca qasidah tersebut, orang itu bergegas menemui
Syaikh Al-Farazdaq dan mengajak Syaikh Al-Farazdaq untuk berkunjung kerumahnya
dengan alasan untuk mengajak Syaikh Al-Farazdaq makan siang dirumahnya.
Syaikh Al-Farazdaq pun menerima ajakan orang tersebut dengan
senang hati dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari
Madinah al-Munawwarah sampailah keduanya di rumah yang dituju.

Sesampainya di dalam rumah, orang tersebut memegangi Syaikh Al-Farazdaq dan berkata:
“Sungguh aku sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad,
 dan kubawa engkau ke sini untuk ku gunting lidahmu!”

Maka orang itu segera menarik lidah Syaikh Al-Farazdaq, lalu mengguntingnya sambil berkata:
“Ambillah potongan lidahmu ini dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad!”.

Maka Syaikh Al-Farazdaq  bergegas pergi dengan menahan rasa sakit dan
juga rasa sedih yang timbul karena tidak lagi dapat memuji Rasulullah ﷺ.
Kemudian Syaikh Al-Farazdaq datang ke makam Rasulullah ﷺ. seraya berdoa:
“Ya Allah jika penghuni makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan
 untuknya maka biarkan aku tidak lagi boleh berkata kata seumur hidupku,
 kerana aku tidak memerlukan lidah ini kecuali
 hanya untuk memujiMu dan memuji NabiMu.
 Namun jika Engkau dan NabiMu redha maka
 kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula”.

Syaikh Al-Farazdaq pun menangis hingga Syaikh Al-Farazdaq tertidur dan dalam tidurnya
Syaikh Al-Farazdaq bermimpi berjumpa dengan Rasulullah ﷺ. yang besabda:
“Aku suka mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu”.

Lalu Rasulullah ﷺ. mengambil potongan lidah itu dan
mengembalikannya pada tempatnya semula.
Ketika Syaikh Al-Farazdaq terbangun dari tidurnya Syaikh Al-Farazdaq mendapati
lidahnya telah kembali seperti sediakala,
maka Syaikh Al-Farazdaqpun bertambah ghirahnya untuk selalu memuji Rasulullah ﷺ.

Hingga di tahun selanjutnya Syaikh Al-Farazdaq datang lagi untuk berziarah
ke makam Rasulullah ﷺ. dan kembali membaca pujian-pujian untuk Rasulullah ﷺ.
Dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta
berwajah cerah menemui Syaikh Al-Farazdaq dan mengajak Syaikh Al-Farazdaq
untuk makan siang di rumahnya.

Syaikh Al-Farazdaq masih teringat kejadian tahun yang lalu,
namun Syaikh Al-Farazdaq tetap menerima ajakan tersebut sehingga
Syaikh Al-Farazdaq dibawa ke rumah anak muda itu.
Sesampainya di rumah anak muda itu, Syaikh Al-Farazdaq masih ingat dengan rumah itu,
rumah dimana Syaikh Al-Farazdaq yang dulu pernah datangi,
lalu lidah Syaikh Al-Farazdaq dipotong.

Dengan penuh rasa takdzim anak muda itu pun meminta Syaikh Al-Farazdaq untuk
masuk kedalam rumahnya , setelah didalam rumahnya Syaikh Al-Farazdaq mendapati 
seekor kera yang sangat besar dan kelihatan sangat ganas didalam sebuah
kurungan besar terbuat dari besi,
maka tanpa banyak basa basi anak muda itu lalu berkata:
“Engkau lihat kera besar yang ada di dalam kandang itu,
 dia adalah ayahku yang dahulu telah menggunting lidahmu,
 maka keesokan harinya Allah سبحانه و تعالى mengubahnya menjadi seekor kera”.

Dan hal yang seperti ini telah terjadi pada ummat terdahulu,
sebagaimana firman Allah سبحانه و تعالى:

فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ ( الأعراف 

“Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang,
 Kami katakan kepada mereka: “Jadilah kalian kera yang hina”.
(QS. Al-A’raf ayat 166).

Kemudian anak muda itu berkata:
“Jika ayahku tidak boleh sembuh maka lebih baik Allah matikan saja.”

Maka Syaikh Al-Farazdaq berdoa:
“Ya Allah aku telah memaafkan orang itu dan
 tidak ada lagi dendam dan rasa benci kepadanya”.

Dan seketika itu pun Allah Ta'ala mematikan kera itu dan
mengembalikannya pada wujud yang semula.

Dari kejadian ini jelaslah bahwa sungguh Allah سبحانه و تعالى.
mencintai orang-orang yang suka memuji Rasulullah ﷺ.
Karena pujian kepada Rasulullah ﷺ. disebabkan oleh cinta dan
banyak memuji kepada Rasulullah ﷺ. bereati pula banyak mencintai Rasulullah ﷺ.

Dan semakin banyak orang yang berdzikir, bersalawat dan memuji Rasulullah ﷺ.,
maka Allah  سبحانه و تعالى akan semakin menjauhkan kita,
wilayah kita dan wilayah-wilayah sekitar dari musibah dan digantikan dengan curahan rahmat.

Yaa sayyidi... yaa Rasulullah ﷺ...

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad..

Semoga bermanfaat
Silahkan share

Petikan Ceramah Almaghfurlah Al Habib Mundzir bin Fuad Al Musaww.
Copas

No comments: