Oleh :
Cahyadi Takariawan
Hidup
berumah tangga tidak pernah lepas dari dinamika. Pasangan suami istri berinteraksi
setiap hari dalam suasana yang sangat dinamis dan penuh warna. Kadang muncul
konflik dan pertengkaran, namun pada waktu berikutnya sudah kembali mesra
seperti sedia kala. Namun ada kalanya konflik tak bisa segera diselesaikan
hingga berujung kepada perceraian. Uniknya, perceraian lebih banyak disebabkan
oleh hal-hal “kecil” dan teknis; bukan bermula dari hal besar dan ideologis.
Sebuah riset
yang dilakukan oleh situs YourTango beberapa waktu silam, melibatkan 100 orang
ahli kesehatan mental sebagai responden, memberikan hasil yang menarik tentang
penyebab perceraian.
Menurut studi yang melibatkan 100 orang ahli tersebut,
penyebab utama pasangan bercerai adalah masalah komunikasi. Sebanyak 65%
responden menyebutkan, komunikasi yang buruk menjadi penyebab paling banyak
pasangan mengakhiri rumah tangga mereka. Sedangkan penyebab terbanyak kedua,
sejumlah 43 % pasangan bercerai karena ketidakmampuan menyelesaikan
konflik di antara mereka.
Empat
Persoalan Komunikasi Suami Istri
Ada sangat
banyak ragam persoalan dalam komunikasi suami istri. Studi tersebut memberikan
empat peringkat terbanyak penyebab perceraian yang bermula dari komunikasi,
sebagai berikut:
1.Istri
Merasa Kurang Dihargai
Studi
tersebut menunjukkan, istri merasa kurang dihargai pendapat dan perasaannya,
berada di urutan pertama penyulut konflik suami istri, yaitu 80%. Sepertinya
tampak sebagai hal yang sederhana dan sepele, namun ternyata berdampak sangat
besar, hingga ke level perceraian.
Berdasarkan
pengalaman di ruang konseling, kondisi yang sesungguhnya terjadi tidaklah
selalu demikian. Istri merasa kurang dihargai, adalah soal ‘perasaan’, yaitu
bagaimana sang istri merasakan. Namun bila dikonfirmasi kepada suami, sering
kali yang terjadi adalah fenomena Mars dan Venus yang tidak saling mengerti.
Suami berkomunikasi lebih banyak menggunakan bahasa akal, sedangkan istri
menangkap pesan dengan bahasa perasaan. Jarak yang terbentang antara akal dan
perasaan inilah yang kerap memunculkan pertengkaran antara suami dan istri.
Belum tentu
sang suami benar-benar merasa bahwa dirinya tidak menghargai pendapat maupun
perasaan istri. Banyak suami yang menyatakan heran mengapa dirinya dituduh
tidak mengertti dan tidak menghargai perasaan istri. Ini adalah contoh fenomena
perbedaan makhluk Mars dan Venus yang tak saling membuka diri.
2. Istri
Terlalu Sering Mengeluh
Ternyata,
banyak suami yang tidak suka ketika sang istri terlalu banyak mengeluh atau
mengomel. Studi tersebut telah menunjukkan, bahwa terlalu seringnya istri
mengeluh atau mengomel, berada di urutan kedua, penyebab perceraian, yaitu
sebesar 70%. Saya masih mengkategorikan, penyebab kedua ini juga bagian dari
contoh perbedaan makhluk Mars dan Venus yang tidak saling mengerti.
Bagi
kebanyakan istri, berbicara adalah hal yang menjadi kebutuhan. Dengan
berbicara, dirinya merasa ringan dan lebih baik. Sementara itu, dalam pandangan
suami, banyaknya sang istri bicara membuat tampak seperti orang yang mengeluh
dan mengomel, sehingga suami tidak nyaman. Suami kerap menuduh sang istri
terlalu cerewet, padahal hal itu adalah cara kaum perempuan mengeksplorasi
perasaannya.
Lagi-lagi,
perbedaan makhluk Mars dan Venus yang tidak dijembatani dengan saling
pengertian, akan potensial menimbulkan salah paham. Para istri harus pandai
memilih dan memilah hal yang akan disampaikan kepada suami, agar tidak terkesan
dirinya selalu mengeluh dan mengomal. Sebaliknya, suami hendaknya mengerti
bahwa sang istri adalah makhluk sangat verbal yang memiliki kebutuhan untuk
berbicara.
3. Kurang
Ekspresif
Salah satu
hal yang menyenangkan dalam kehidupan suami istri adalah sikap antusias. kepada
pasangan. Sikap antusias bisa muncul dalam bentuk ekspresi verbal maupun non
verbal atas perilaku pasangan. Studi menunjukkan, suami atau istri yang kurang
ekspresif dalam mengapresiasi apa yang telah dilakukan pasangan, menjadi
penyebab ketiga terjadinya perceraian, yaitu sebesar 60%.
Sikap
dingin, cuek, acuh terhadap pasangan, membuat suami atau istri merasa
terabaikan dan tidak diperhatikan. Terlebih bagi kaum perempuan; ketika suami
kurang bisa mengapresiasi hal-hal yang dilakukan pasangan, menyebabkan dirinya
merasa diabaikan dan tidak dicintai. Kondisi ini bisa membuat sang istri
merana, dan mengalami kegersangan cinta. Pada titik tertentu, akhirnya sang
istri melayangkan gugatan cerai ke Pengadilan.
4. Suami
Tidak Mau Mendengarkan
Hal yang
sangat melegakan dan membahagiakan bagi para istri adalah didengarkan curhatnya
oleh suami. Cukuplah seorang istri merasa menderita, apabila berbagai omongan
dan curhatnya tidak didengarkan oleh suami, Studi menunjukkan, istri menganggap
suami tidak mau mendengarkan, menjadi penyebab urutan keempat dari perceraian,
yaitu sebesar 56%.
Itulah
sebabnya banyak istri curhat kepada sahabat, curhat ke medsos, curhat ke orang
tua, atau curhat kepada konselor. Mereka merasa tidak mendapatkan dukungan
emosional yang memadai dari suami. Kebutuhan untuk mengobrol dan didengarkan
yang tidak terpenuhi oleh suami, menyebabkan sang istri memerlukan orang lain
yang mau mendengarkan obrolan serta curhatnya. Jika suami selalu mengabaikan
kebutuhan istri untuk didengarkan, akan menyebabkan sang istri merasa tidak
dicintai dan tidak berarti di samping suami.
Prinsip
Wonderful Family
Begitu
penting nilai komunikasi bagi pasangan suami istri, tentu saja setelah hal-hal
prinsip dan mendasar, seperti visi dan pondasi hidup berumah tangga. Oleh
karena itu, hendaknya pasangan suami istri selalu berusaha menjaga kelurusan
niat, menjaga pondasi yang kokoh dalam membangun kehidupan berumah tangga,
serta menjaga visi surga yang telah dicanangkan sejak awal pernikahan.
Selain
menjaga hal-hal prinsip, hendaknya suami dan istri juga selalu berusaha untuk
saling menghargai, saling menghormati, saling mengerti, saling mendengarkan,
saling memperhatikan, saling menasehati, saling menyayangi, saling mencurahkan
perasaan, serta saling memberikan yang terbaik untuk pasangan. Seperti itulah
prinsip dalam Wonderful Family.
No comments:
Post a Comment