Thursday, January 25, 2018

Empat Masalah Terbesar dalam Komunikasi Suami Istri



Oleh : Cahyadi Takariawan

Hidup berumah tangga tidak pernah lepas dari dinamika. Pasangan suami istri berinteraksi setiap hari dalam suasana yang sangat dinamis dan penuh warna. Kadang muncul konflik dan pertengkaran, namun pada waktu berikutnya sudah kembali mesra seperti sedia kala. Namun ada kalanya konflik tak bisa segera diselesaikan hingga berujung kepada perceraian. Uniknya, perceraian lebih banyak disebabkan oleh hal-hal “kecil” dan teknis; bukan bermula dari hal besar dan ideologis.

Sebuah riset yang dilakukan oleh situs YourTango beberapa waktu silam, melibatkan 100 orang ahli kesehatan mental sebagai responden, memberikan hasil yang menarik tentang penyebab perceraian.


Menurut studi yang melibatkan 100 orang ahli tersebut, penyebab utama pasangan bercerai adalah masalah komunikasi. Sebanyak 65% responden menyebutkan, komunikasi yang buruk menjadi penyebab paling banyak pasangan mengakhiri rumah tangga mereka. Sedangkan penyebab terbanyak kedua, sejumlah 43 % pasangan bercerai  karena ketidakmampuan menyelesaikan konflik di antara mereka.

Empat Persoalan Komunikasi Suami Istri
Ada sangat banyak ragam persoalan dalam komunikasi suami istri. Studi tersebut memberikan empat peringkat terbanyak penyebab perceraian yang bermula dari komunikasi, sebagai berikut:

1.Istri Merasa Kurang Dihargai
Studi tersebut menunjukkan, istri merasa kurang dihargai pendapat dan perasaannya, berada di urutan pertama penyulut konflik suami istri, yaitu 80%. Sepertinya tampak sebagai hal yang sederhana dan sepele, namun ternyata berdampak sangat besar, hingga ke level perceraian.

Berdasarkan pengalaman di ruang konseling, kondisi yang sesungguhnya terjadi tidaklah selalu demikian. Istri merasa kurang dihargai, adalah soal ‘perasaan’, yaitu bagaimana sang istri merasakan. Namun bila dikonfirmasi kepada suami, sering kali yang terjadi adalah fenomena Mars dan Venus yang tidak saling mengerti. Suami berkomunikasi lebih banyak menggunakan bahasa akal, sedangkan istri menangkap pesan dengan bahasa perasaan. Jarak yang terbentang antara akal dan perasaan inilah yang kerap memunculkan pertengkaran antara suami dan istri.

Belum tentu sang suami benar-benar merasa bahwa dirinya tidak menghargai pendapat maupun perasaan istri. Banyak suami yang menyatakan heran mengapa dirinya dituduh tidak mengertti dan tidak menghargai perasaan istri. Ini adalah contoh fenomena perbedaan makhluk Mars dan Venus yang tak saling membuka diri.

2. Istri Terlalu Sering Mengeluh
Ternyata, banyak suami yang tidak suka ketika sang istri terlalu banyak mengeluh atau mengomel. Studi tersebut telah menunjukkan, bahwa terlalu seringnya istri mengeluh atau mengomel, berada di urutan kedua, penyebab perceraian, yaitu sebesar 70%. Saya masih mengkategorikan, penyebab kedua ini juga bagian dari contoh perbedaan makhluk Mars dan Venus yang tidak saling mengerti.

Bagi kebanyakan istri, berbicara adalah hal yang menjadi kebutuhan. Dengan berbicara, dirinya merasa ringan dan lebih baik. Sementara itu, dalam pandangan suami, banyaknya sang istri bicara membuat tampak seperti orang yang mengeluh dan mengomel, sehingga suami tidak nyaman. Suami kerap menuduh sang istri terlalu cerewet, padahal hal itu adalah cara kaum perempuan mengeksplorasi perasaannya.

Lagi-lagi, perbedaan makhluk Mars dan Venus yang tidak dijembatani dengan saling pengertian, akan potensial menimbulkan salah paham. Para istri harus pandai memilih dan memilah hal yang akan disampaikan kepada suami, agar tidak terkesan dirinya selalu mengeluh dan mengomal. Sebaliknya, suami hendaknya mengerti bahwa sang istri adalah makhluk sangat verbal yang memiliki kebutuhan untuk berbicara.

3. Kurang Ekspresif
Salah satu hal yang menyenangkan dalam kehidupan suami istri adalah sikap antusias. kepada pasangan. Sikap antusias bisa muncul dalam bentuk ekspresi verbal maupun non verbal atas perilaku pasangan. Studi menunjukkan, suami atau istri yang kurang ekspresif dalam mengapresiasi apa yang telah dilakukan pasangan, menjadi penyebab ketiga terjadinya perceraian, yaitu sebesar 60%.

Sikap dingin, cuek, acuh terhadap pasangan, membuat suami atau istri merasa terabaikan dan tidak diperhatikan. Terlebih bagi kaum perempuan; ketika suami kurang bisa mengapresiasi hal-hal yang dilakukan pasangan, menyebabkan dirinya merasa diabaikan dan tidak dicintai. Kondisi ini bisa membuat sang istri merana, dan mengalami kegersangan cinta. Pada titik tertentu, akhirnya sang istri melayangkan gugatan cerai ke Pengadilan.

4. Suami Tidak Mau Mendengarkan
Hal yang sangat melegakan dan membahagiakan bagi para istri adalah didengarkan curhatnya oleh suami. Cukuplah seorang istri merasa menderita, apabila berbagai omongan dan curhatnya tidak didengarkan oleh suami, Studi menunjukkan, istri menganggap suami tidak mau mendengarkan, menjadi penyebab urutan keempat dari perceraian, yaitu sebesar 56%.

Itulah sebabnya banyak istri curhat kepada sahabat, curhat ke medsos, curhat ke orang tua, atau curhat kepada konselor. Mereka merasa tidak mendapatkan dukungan emosional yang memadai dari suami. Kebutuhan untuk mengobrol dan didengarkan yang tidak terpenuhi oleh suami, menyebabkan sang istri memerlukan orang lain yang mau mendengarkan obrolan serta curhatnya. Jika suami selalu mengabaikan kebutuhan istri untuk didengarkan, akan menyebabkan sang istri merasa tidak dicintai dan tidak berarti di samping suami.

Prinsip Wonderful Family
Begitu penting nilai komunikasi bagi pasangan suami istri, tentu saja setelah hal-hal prinsip dan mendasar, seperti visi dan pondasi hidup berumah tangga. Oleh karena itu, hendaknya pasangan suami istri selalu berusaha menjaga kelurusan niat, menjaga pondasi yang kokoh dalam membangun kehidupan berumah tangga, serta menjaga visi surga yang telah dicanangkan sejak awal pernikahan.

Selain menjaga hal-hal prinsip, hendaknya suami dan istri juga selalu berusaha untuk saling menghargai, saling menghormati, saling mengerti, saling mendengarkan, saling memperhatikan, saling menasehati, saling menyayangi, saling mencurahkan perasaan, serta saling memberikan yang terbaik untuk pasangan. Seperti itulah prinsip dalam Wonderful Family.

No comments: