By: Nandang Burhanudin
(1)
Mari sedikit jujur membaca fakta: bangsa kita tengah dibuat terpuruk untuk ke sekian kali. Terpuruk karena elemen Muslim yang ada di partai-partai dan DPR, membisu.
(2)
Tapi kita juga harus menyadari, bahwa umat Islam memiliki kemampuan untuk recovery, kembali bangkit. Ini juga fakta yang tidak perlu diragukan lagi.
(3)
Di tataran sya'biyyah (kultural), umat memiliki HRS (FPI), UBN (GNPF), Ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU garis lurus.
(4)
Kita pun tengah melihat kebangkitan moralitas seiring dengan merajalelanya amoralitas. Spirit kebangkitan umat tidak bisa dibendung.
(5)
Kita hanya perlu kemunculan orang-orang di level kultural, meminjam istilah Gulen, untuk menghamparkan sajadah mereka di seantero negeri.
(6)
Sebut saja tokoh politik keumatan yang tidak lagi di struktural, kita punya Jenderal Gatot, Anis Matta, Rocky Gerung, UAS, UYM, Fachri Hamzah. Jika digabung dengan kekuatan 212, dahsyat.
(7)
Ada ungkapan, "Seorang jenius sejati tidak pernah memilih-milih." Mereka adalah sosok-sosok jenius dalam rekayasa sosial. Boleh jadi gelarnya hanya S1, tapi daya belajarnya mengalahkan yang sudah PhD atau triple post doktoral.
(8)
Seorang jenius memiliki fitrah dan naluri alami yang mampu menghimpun segala energi di dalam jiwanya, hal yang memampukan dirinya sanggup memikul beban begitu banyak perkara pelik.
(9)
Para jenius ini akan membuka jalan cahaya. Mereka rela berpeluh demi mengurus banyak kebutuhan khalayak, bukan sekedar memenuhi hajat berkuasa, tapi kalut memegang otoritas absolut.
(10)
Indonesia sudah darurat militer vs maling konstitusional. Umat tak membutuhkan jiwa-jiwa disesaki dengan keraguan, tak paham medan tempur, dan tak memiliki senjata keberanian menghadapi lawan.
(11)
Jiwa yang saat berkuasa menonjolkan tangan besi kepada anak buah di bawahnya. Tapi ia tak siap menerima tempelan besi panas di sekujur tubuhnya. Kita menunggu pembuka jalan cahaya. Singkirkan pemimpin yang betah di area gelap gulita.
No comments:
Post a Comment