(Edisi Ngajak Mikir)
Akhir-akhir ini ada sebagian saudara kita yang menuduh
Ustadz Abdul Somad hafidhahullah tersesat karena meyakini aqidah Asy’ari,
benarkah demikian ?!
Mari kita sedikit memikirkan dampak dari vonis diatas.
Aqidah Asy’ari adalah aqidah yang dianut mayoritas umat
Islam di dunia dan bahkan para ulama ahli tafsir, ahli hadits, ahli fiqih, dan
lainnya semenjak dahulu kala sampai saat ini banyak ulama yang meyakini aqidah
Asy’ari.
Konsekuensinya, jika kita menuduh Ustadz Abdul Somad
hafidhahullah tersesat karena meyakini aqidah Asy’ari berarti kita juga menuduh
semua ulama tersebut telah tersesat pula.
Imam Nawawi yang mensyarah Shahih Muslim, aqidahnya Asy’ari,
berarti sesat !
Ibnu Hajar yang mensyarah Shahih Bukhari, aqidahnya Asy’ari,
berarti sesat !
Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari pendiri NU, aqidahnya
Asy’ari, berarti sesat !
Orang-orang NU dan Habaib, aqidahnya Asy’ari, berarti sesat
!
Silahkan diteruskan sendiri, berapa juta ulama yang akan
kita tuduh sebagai tersesat karena beraqidah Asy’ari !
Kemudian kita berbicara ukhuwah ?!
Ukhuwah model apa yang hendak kita capai jika kita telah
memvonis sesat saudara-saudara kita ?!
Mungkinkah terjadi ukhuwah jika seperti ini ?!
قال السفاريني الحنبلي في” لوامع الأنوار”:
أهل السنة والجماعة ثلاث فرق:
الأثرية وإمامهم أحمد بن حنبل،
والأشعرية وإمامهم أبو الحسن الأشعري،
والماتريدية وإمامهم أبو منصور الماتريدي،
وأما فرق الضلالة فكثيرة جداً . ا.هـ
Imam As-Safariniy Al-Hanbali rahimahullah (1114-1188 H)
dalam “Lawami’ Al-Anwar” mengatakan:
“Ahlus Sunnah wal Jama’ah terdiri
dari 3 golongan yaitu;
1- Al-Atsariyah, Imam mereka adalah Ahmad ibn Hanbal.
2- Al-Asy’ariyah, Imam mereka adalah Abul Hasan Al-Asy’ari.
3- Al-Maturidiyah, Imam mereka adalah Abu Manshur
Al-Maturidi.
Adapun golongan-golongan sesat maka jumlahnya banyak
sekali”.
Jadi, menurut Imam As-Safariniy Al-Hanbali rahimahullah
Ahlus Sunnah wal Jama’ah itu pengertiannya luas sekali, meliputi;
1- Al-Atsariyah (Imam mereka adalah Ahmad ibn Hanbal),
mereka disebut juga dengan Ahlul Hadits, dan saat ini dikenal dengan Salafy.
2- Al-Asy’ariyah (Imam mereka adalah Abul Hasan Al-Asy’ari),
saat ini diikuti oleh NU, Habaib dan yang sepemahaman dengan mereka.
3- Al-Maturidiyah (Imam mereka adalah Abu Manshur
Al-Maturidi), saat ini diikuti oleh penganut madzhab Hanafi.
Penjelasan yang disampaikan oleh Imam As-Safariniy
Al-Hanbali rahimahullah ini sangat cocok dan tepat untuk diamalkan di Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang pemahaman umat Islamnya sangat beragam
demi menjaga ukhuwah, juga persatuan dan kesatuan NKRI.
Caranya bagaimana ?!
Caranya adalah dengan berusaha memahami dan menghargai sudut
pandang yang lain supaya nyambung dan tidak terjadi salah faham atau gagal
faham.
Cara seperti ini sudah kami praktekkan dan alhamdulillah
menghasilkan dampak positif, juga mendapat respon yang baik dari semua kalangan
dan tentu saja yang nomer satu adalah kami berharap ridha Allah.
Dalam berbagai kesempatan kami sering menganjurkan kepada
umat agar membaca buku karya Ustadz Abdul Somad hafidhahullah yang berjudul “37
Masalah Populer” tujuannya adalah untuk membuka wawasan agar luas dan tidak
sempit. Walaupun kita berbeda pendapat tapi kita mengetahui bahwa yang berbeda
dengan kita itu juga mempunyai argumentasi dan hujjah yang sepatutnya kita
berlapang dada dalam menyikapinya karena pada intinya kita adalah sama, Ahlus
Sunnah Wal Jama’ah.
Kesimpulannya, kalau kita menuduh Ustadz Abdul Somad hafidhahullah
tersesat karena meyakini aqidah Asy’ari berarti kita juga menuduh berjuta-juta
ulama dan umat Islam semenjak dahulu kala sampai saat ini telah tersesat pula,
dan tuduhan ini adalah LUAR BIASA !!!
Ya Allah, bersihkan hati kami dari kebencian kepada sesama
muslim apalagi kepada para ulama, aamiin ya Robb..
Saya Salafy dan Ustadz Abdul Somad hafidhahullah NU
Asy’ariy, Kita Saling Cinta Karena Allah, Kita Semua Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Walau Ada Beberapa Perbedaan Sudut Pandang Diantara Kita
Saya (Abdullah Hadrami) kenal Ustadz Abdul Somad
hafidhahullah semenjak sekitar tiga tahun lalu ketika saya diundang acara di
beberapa tempat diantaranya Masjid Agung An-Nur Pekanbaru Riau, waktu itu
Beliau masih belum terkenal seperti sekarang ini.
Kisah cinta terpanjang itu adalah saling cinta karena Allah.
Dimulai dengan saling menasehati untuk menjadi lebih baik..
Berlanjut dengan saling mendoakan dikala dekat dan jauh..
Puncaknya adalah bertemu di ‘Mimbar-Mimbar dari Cahaya’ di
surga sukses dengan meraih Cinta Allah..
Allah berfirman dalam Hadits Qudsi:
“Orang-orang yang saling cinta
karena Aku, untuk mereka mimbar-mimbar dari cahaya..”
[HR. At-Tirmidzi dan beliau berkata: Hadits Hasan Shahih]
Ya Allah, masukkanlah kami kedalam golongan orang-orang yang
saling cinta karenaMu, aamiin ya Mujibas Sa’ilin..
Mari kita waspada dan jangan sampai kita mau diadu domba.
Semoga Allah menjaga dan melindungi NKRI dari siapa saja yang berniat
merusaknya, aamiin.
Semoga bermanfaat.
Malang, Selasa 13 Jumadal Ula 1439 / 30 Januari 2018
Hamba Allah yang selalu berharap terjalinnya ukhuwah
Islamiyyah
Abdullah Sholeh Hadrami
No comments:
Post a Comment