Monday, February 12, 2018

Terzholimi Melahirkan Pemberontakan

PAK. KETAHUILAH RASA TERZOLIMI AKAN MELAHIRKAN PEMBERONTAKAN

Ini video mahasiswa KAMMI yang ditangkap saat sampaikan aspirasi pada kunjungan Jokowi di Padang kemarin. DIA BIKIN siaran dari atas mobil polisi.

Jadi maksud polisi nangkap orang itu apa ya?  https://t.co/ojmxNODeDZ

Sepertinya modus penangkapan dan penahanan orang zaman pak Jokowi dan Pak JK ini termasuk wartawan senior Asyari Usman kemarin adalah untuk bikin orang takut aja.

Padahal penangkapan dan penahan Di luar yg di atur KUHAP adalah pelanggaran HAM. SADARKAH PAK?


Sejak kegiatan ABI atau Aksi Bela Islam yg lalu ada banyak orang ditangkap, ditahan lalu dilepas.

Nama-nama besar; Rahmawati Sukarno, Sri Bintang Pamungkas, dll. Mungkin Maksudnya adalah untuk menunjukkan kepada publik bawa negara ini hadir dalam hukum. Ini keliru.

Negara hadir dalam hukum ditentukan caranya oleh hukum itu sendiri.

Penangkapan dan penahanan adalah peristiwa hukum yg membatasi hak warga negara maka ia didefinisikan secara ketat.

Tidak bisa ia diselenggarakan secara sembarangan apalagi kepada mahasiswa dan wartawan.

Dalam KUHAP, penangkapan dan penahan dilakukan dalam proses penyidikan ketika sudah cukup bukti bahwa seseorang telah melakukan tidak pidana.

Sehingga dengan kata lain, orang ditangkap jika ia sudah masuk ke tahap penyidikan sebagai tersangka.

Sehingga seharusnya, tidak ada warga negara yang ditangkap atau ditahan jika hanya untuk sebuah penyelidikan.

Dalam penyelidikan seharusnya seseorang maksimal dipanggil saja bukan ditangkap atau ditahan.

Dipanggil pun sebaiknya diam-diam saja. Bukan diumbar untuk gagah-gagahan negara.

Sekali lagi, negara tidak ditaati oleh warga negaranya karena melanggar HAM ATAU NAMPAK MELAKUKAN TINDAKAN REPRESIF YANG TIDAK ADIL TAPI KARENA MEMBERIKAN KEADILAN DAN KEPASTIAN HUKUM KEPADA WARGA NEGARANYA.

Tolonglah pak Jokowi dan Pak JK aturlah keadilan ini.

Apa sih hebatnya kalian bisa menangkap orang hanya karena sebuah tulisan dan berpendapat?

Apa gagahnya kalian di depan wartawan dan mahasiswa? Pesan apa yang kalian akan sampaikan kepada Ustadz, Mubalig dan Ulama? Atau Dosen serta Aktifis Pergerakan? Ayolah pak!

Rakyat ditakuti tidak akan merasa takut ketika rezim kalian tidak mau memproses orang-orang kaya dan pejabat tinggi  yang telah melampaui batas dengan kata-kata dan tindakannya.

Toh mereka tidak berani kalian sentuh... Apakah karena mereka partai berkuasa?

Ada batas, pada semua hal. Sekarang berhentilah. Kalian ingin melindungi diri dengan cara yang salah.

Janganlah. Hukum harus tajam semua sisinya. Ia memotong ke segala penjuru dan jangan berat sebelah. Sebab rasa terzalimi bisa melahirkan pemberontakan. Berhentilah.!

Mari kita jaga demokrasi kita. Kebebasan kita ini mahal karena banyak orang mati dalam sejarah Indonesia karena merebutnya.

Air mata, peluh dan darah, tulang-tulang berserakan  adalah harga dari kebebasan kita. Jangan biarkan upaya sedikitpun untuk merampasnya.

Dan apabila ada yang tidak tahan melihat kebebasan ini lalu ingin memutar sejarah ke belakang; memakai Perpu Ormas, pasal penghinaan Presiden, penangkapan sembarangan, atau apapun.

Berhentilah. Mungkin kalian memang bukan jodoh dari kebebasan kami.

Indonesia tidak memerlukan pemimpin yang gemar senyum tetapi bengis kelakuannya.

Indonesia tidak memerlukan pemimpin berpenampilan sederhana tapi seolah mempertahankan kemewahan kekuasaannya.

Cukuplah. Indonesia memerlukan kepemimpinan otentik.

Kebebasan ini bisa kita kelola, sederhana karena dia adalah mimpi kita. Sedungu-dungu manusia adalah yg tak sanggup menjaga mimpinya. Aku marah. Itu saja!!

Twitter @Fahrihamzah 10/2/2018

No comments: