TSIQOH PADA MUROBBI, APAKAH SETSIQOH PADA TUKANG CUKUR
By. M. Asmuni
(1)
Kita semua pasti pernah cukur rambut. Apa saja alat yang dibawa tukang cukur? Sisir, gunting, pisau, mesin pencukur rambut.
(2)
Pernahkah kita ragu kemampuannya? Pernahkah kita pulang dan tidak jadi cukur, gara-gara ragu pada kemampuan tukang cukur? Tidak ....
(3)
Tukang cukur yang kita tsiqohi itu memperlakukan kita sesuai kemauan dan kehendak-nya.
(4)
Lalu apa yang kita lakukan pada seorang muslim yang Sholeh, rajin ibadah, tekun tilawah, teruji integritasnya? Seringkali kita tidak tsiqoh padanya. Kita lupakan semua kehebatan nya kalah dengan kehebatan yang dimiliki tukang cukur, padahal kita belum kenal lama, belum teruji integritasnya. Bisa saja, dia gunakan pisaunya untuk menggores wajah kita
(5)
Murobbi adalah orang yang telah menunjukkan jalan surga dengan ikhlas, tak minta upah apa-apa bahkan sering mengorbankan harta dan waktunya buat kita.
Lalu mengapa kita lebih tsiqoh pada tukang cukur dari pada murobbi yang tulus untuk kebaikan kita
(6)
Pernahkah dia minta upah usai baca doa kaffaratul majlis? Pernahkah dia mengeluhkan ekonominya padahal saat kita duduk melingkar bersamanya, keluarganya belum makan, belum bayar kontrakan, nunggak bayar PLN yang melangit, surat tunggakan SPP pun masih tergeletak di meja makan yang sepi dari bau nasi dan sayuran?
(7)
Lalu mengapa kita ragu ketika sang murobbi mengajak kita mengikuti pilihan politiknya? Mengajak kita berinfak untuk perjuangan keumatan.
(8)
Mari kita obati tsiqoh kita yang sedang malaria, tsiqoh pada sesama muslim, sesama aktifis dakwah terutama tsiqoh pada murobbi.
(9)
Contohlah ketsiqohan para sahabat kepada murobbinya?
Tidak ada yang membantah saat Rasulullah menyuruh bersabar dalam menghadapi tekanan Quraisy di Mekkah.
Ali tidak membantah saat diperintahkan tidur menggantikan tempat tidur Rosulullah.
Tidak ada yang membantah saat Rasulullah memerintahkan kaum Muslimin untuk mengejar pasukan Quraisy padahal baru saja mereka kalah perang.
Ali dan Miqdad tidak membantah saat diperintahkan mengejar wanita yang membawa surat Hathib bin Abi Baltaah! Dan seribu kisah ketsiqohan yang menghiasi Khairul qurun.
(10)
Tsiqoh pada qiyadah dan murobbi adalah rukun perjuangan demi eksistensi sebuah organisasi.
(11) tempatkanlah ketsiqohanmu pada gurumu, murobbimu melebihi ketsiqohan pada tukang cukur
Wallahu a'lam
No comments:
Post a Comment