Hikmah Diutusnya Para Rasul
dakwatuna.com –
Mengapa
Allah SWT mengutus para rasul alaihimus salam? Apa hikmah diutusnya para Rasul
tersebut? Jawabannya adalah sebagai berikut:
1. Allah swt
mengutus para rasul as untuk mengenalkan manusia tentang Rabb dan Pencipta
mereka serta mendakwahkan mereka untuk beribadah hanya kepada-Nya.
وَمَا
أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا
إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ [٢١:٢٥]
Dan Kami
tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku”. (Al-anbiya (21): 25).
2. Kita
mengetahui bahwa semua bagian tubuh kita telah diciptakan untuk tujuan dan
manfaat tertentu (memiliki hikmah). Mata kita diciptakan dengan tujuan dan
tidak diciptakan sia-sia, demikian pula hidung kita, telinga kita, bahkan
bagian tubuh paling kecil pun diciptakan dengan manfaat tertentu dan tidak ada
yang sia-sia. Maka tidak dapat diragukan lagi bahwa Kita secara keseluruhan
pasti telah diciptakan untuk sebuah hikmah (tujuan) yang jelas dan tidak
mungkin diciptakan sia-sia.
أَفَحَسِبْتُمْ
أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ [٢٣:١١٥] فَتَعَالَى
اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ
الْكَرِيمِ [٢٣:١١٦]
Maka apakah
kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja),
dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah,
Raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) ‘arsy
yang mulia. (Al-Mu’minun [23]: 115-116).
Namun Kita
tidak mungkin mengetahui hikmah tersebut kecuali dengan pengajaran Allah swt
melalui para rasul alaihimussalam.
Penduduk
bumi hari ini, 100 tahun yang lalu berada di alam ghaib kemudian lahir ke
dunia, dan setelah maksimal 100 tahun lagi pasti mereka meninggalkan dunia ini.
Manusia tidak akan pernah tahu mengapa ia datang ke dunia atau mengapa ia
keluar setelah datang kecuali dengan informasi dari Allah yang telah
menciptakannya setelah sebelumnya ia tidak ada sama sekali. Kemudian ia datang
ke dunia dalam keadaan hidup kemudian dimatikan untuk keluar dari dunia. Allah
swt mengutus para rasul as untuk mengajarkan kepada kita permasalahan ini dan
ia adalah perkara yang paling krusial dan terpenting yang tidak dapat kita
ketahui tanpa mereka.
Allah swt
Rabb yang telah menciptakan kita, Dia lebih mengetahui tentang apa saja yang
dapat memperbaiki diri dan keadaan kita, apa saja yang menyucikan jiwa kita,
membersihkan akhlaq kita dan Dia telah memberi petunjuk kepada kita melalui
para rasul as tentang semua hal yang mengandung hakikat kebahagiaan dunia dan
akhirat. Allah swt berfirman:
كَمَا أَرْسَلْنَا
فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ
وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا
تَعْلَمُونَ [٢:١٥١]
Sebagaimana (Kami
Telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul
di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu
dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu
apa yang belum kamu ketahui. (Al-Baqarah [2]: 151).
3. Allah swt
mengutus para rasul untuk menyelamatkan manusia dari perselisihan tentang
prinsip-prinsip hidup mereka dan menunjuki mereka kepada kebenaran yang
diinginkan Sang Pencipta. Dia berfirman:
وَمَا أَنْزَلْنَا
عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ ۙ
وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ [١٦:٦٤]
Dan Kami
tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat
menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (An-Nahl [16]: 64).
4. Allah swt
mengutus para rasul as untuk iqamatuddin (menegakkan agama-Nya), menjaganya
(dari pemalsuan dan upaya penyimpangan), untuk melarang manusia berpecah belah
(berbeda) tentangnya, dan agar manusia berhukum dengan hukum yang
diturunkan-Nya. Allah swt berfirman:
۞ شَرَعَ لَكُمْ
مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا
وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ ۖ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ
وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ
إِلَيْهِ ۚ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ
يُنِيبُ [٤٢:١٣]
Dia telah
mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh
dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan
kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu
berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu
seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali
(kepada-Nya).
إِنَّا أَنْزَلْنَا
إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ
اللَّهُ ۚ وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا [٤:١٠٥]
Sesungguhnya
Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu
mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan
janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela)
orang-orang yang khianat. (An-Nisa [4]: 105).
5. Allah swt
mengutus para rasul as untuk memberi kabar gembira kepada orang-orang yang
beriman tentang janji-janji kebaikan berupa nikmat abadi sebagai balasan
ketaatan mereka; memperingatkan orang-orang kafir dengan akibat buruk kekafiran
mereka, juga untuk membatalkan alasan kekafiran mereka di akhirat karena rasul
telah menyampaikan kebenaran kepada mereka (sehingga tidak ada alasan bagi
mereka untuk tidak tahu kebenaran). Dia berfirman:
رُسُلًا مُبَشِّرِينَ
وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ
الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا [٤:١٦٥]
(Mereka Kami
utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar
supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa
[4]: 165).
6. Para
rasul as diutus untuk memberikan uswah hasanah (keteladanan yang
baik) bagi manusia dalam perilaku yang lurus, akhlaq yang utama, ibadah yang
shahih dan istiqamah di atas petunjuk Allah swt. Firman Allah swt:
لَقَدْ كَانَ
لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ
الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا [٣٣:٢١(
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (Al-Ahzab [33]: 21).
Semua arahan
dan petunjuk Ilahiyah yang mulia ini sekali lagi tidak mungkin dipahami
dan dijangkau oleh manusia dengan semata menggunakan akal mereka yang sangat
terbatas dan lemah. Mereka hanya dapat mempelajarinya melalui wahyu Allah swt
kepada para rasul-Nya.
No comments:
Post a Comment