Dari Abu Hurairah r.a., katanya : "Rasulullah s.a.w.
bersabda : "Niscaya kalau seseorang di antara kalian duduk di atas bara
api, lalu terbakar pakaiannya, kemudian menembus sampai ke kulitnya, maka hal
itu adalah lebih baik baginya daripada kalau ia duduk di atas kubur."
(Riwayat Muslim).
Ulasan :
Alhamdulillah,…. Islam telah turun dengan syari’atnya yang
sempurna untuk mengatur segala sendi kehidupan. Termasuk dalam hal ini
adab-adab dalam penguburan dan ziarah.
Telah shahih hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam tentang pelarangan tersebut diantaranya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ
فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ
Dari Abu Hurairah, ia berkata :
Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
“Lebih baik salah seorang di antara kalian duduk di atas bara api hingga
membakar pakaian dan kulitnya, daripada duduk di atas kubur”
(Diriwayatkan oleh Muslim no. 971).
عَنْ أَبِي
مَرْثَدٍ الْغَنَوِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
لَا تَجْلِسُوا عَلَى الْقُبُورِ، وَلَا تُصَلُّوا إِلَيْهَا
Dari Abu Martsad Al-Ghanawiy, ia berkata :
Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
“Jangan duduk di atas kubur dan jangan pula shalat menghadapnya”
(Diriwayatkan oleh Muslim no. 972).
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَأَنْ أَمْشِيَ عَلَى جَمْرَةٍ، أَوْ سَيْفٍ، أَوْ أَخْصِفَ
نَعْلِي بِرِجْلِي، أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَمْشِيَ عَلَى قَبْرِ مُسْلِمٍ، وَمَا
أُبَالِي أَوَسْطَ الْقُبُورِ قَضَيْتُ حَاجَتِي، أَوْ وَسْطَ السُّوقِ
Dari ‘Uqbah bin ‘Aamir, ia berkata :
Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
“Sungguh! Berjalan di atas bara api atau pedang atau aku ikat sandal dengan
kakiku lebih aku sukai daripada berjalan di atas kubur seorang muslim. Sama
saja buruknya bagiku, buang hajat di tengah kubur atau buang hajat di tengah
pasar”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah no. 1567; dishahihkan oleh
Al-Albaaniy dalam Irwaaul-Ghaliil 1/102 no. 63).
Asy-Syaukani rahimahullah ketika mengomentari hadits Abu
Hurairah radliyallaahu ‘anhu di atas yang menukil dari jumhur ulama’ :
فيه دليل على أنه لا يجوز الجلوس على القبر، وقد تقدم النهي عن ذلك،
وذهاب الجمهور إلى التحريم؛ والمراد بالجلوس القعود
“Hadits tersebut terdapat dalil
tidak diperbolehkannya duduk di atas kubur, dan telah disebutkan larangan
tentang hal tersebut. Jumhur ulama berpendapat hukumnya haram.
Dan yang dimaksud dengan kata juluus adalah qu’uud (duduk)”
(Nailul-Authaar, 4/136).
Imam Asy-Syaafi’iy rahimahullah berkata :
وَأَكْرَهُ وَطْءَ الْقَبْرِ وَالْجُلُوسَ وَالِاتِّكَاءَ عَلَيْهِ،
إِلَّا أَنْ لَا يَجِدَ الرَّجُلُ السَّبِيلَ إِلَى قَبْرِ مَيِّتِهِ، إِلَّا بِأَنْ
يَطَأَهُ، فَذَلِكَ مَوْضِعُ ضَرُورَةٍ، فَأَرْجُو حِينَئِذٍ أَنْ يَسَعَهُ إِنْ شَاءَ
اللَّهُ تَعَالَى
“Aku membenci menginjak kubur,
duduk, atau bersandar di atasnya;
kecuali apabila seseorang tidak menemukan jalan lain ke
kubur yang ditujunya melainkan dengan menginjaknya. Kondisi tersebut adalah
darurat, dan aku harap ia mendapat keluasaan (dispensasi), insya Allahu ta’ala”
(Al-‘Umm, 1/277-278).
Keharaman duduk di atas kuburan dan menginjaknya dikhususkan
bagi kuburan orang muslim, karena seorang muslim itu mempunyai kehormatan baik
sewaktu dia masih hidup maupun telah meninggal.
Adapun kuburan orang kafir, maka ia tidak termasuk cakupan
larangan ini.
Apabila seseorang ingin duduk, maka hendaklah ia memilih
tempat selain di atas kubur.
Kesimpulannya : Haram hukumnya duduk di atas kubur seorang
muslim.
Allaahu a’lam.
No comments:
Post a Comment