Ustadz Abdul Somad: Ternyata yang benci ulama itu orang gila
Ustaz Abdul Somad melakukan safari dakwah di Bogor dan Jakarta dalam beberapa hari ini. Sejumlah pesan dan nasihat disampaikan Ustaz lulusan Maroko ini, mulai dari pesan-pesan ibadah sehari-hari hingga ajakan kepada pejabat di manapun untuk tidak melakukan korupsi.
Ini beberapa poin penting ceramah Ustaz Somad yang direkam jurnalis Republika yang mengikuti safari dakwah sang ustaz. Isi ceramah ini termasuk saat Ustaz Somad mengisi kajian Dhuha Masjid Sunda Kelapa yang dihadiri Wapres Jusuf Kalla, Ahad (4/2).
Akses dan berbagi berita lebih mudah menggunakan aplikasi SwaMedium.
Soal penganiayaan ulama
Ustaz Somad mengomentari kasus penganiayaan terhadap ulama yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini. Dalam salah satu kasus, Ustaz Prawoto (40), meninggal dunia akibat dianiaya oleh pelaku yang diduga mengidap gangguan jiwa.
“Ternyata yang benci ulama itu orang gila,” kata Ustaz Somad diikuti tawa para jamaah Masjid Raya Empang, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (3/2).
Pandangan dosen di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau itu diamini oleh jamaah yang hadir. Ia mengatakan kasus caci maki terhadap ulama adalah hal biasa.
Namun, ia mengingatkan, salah satu sifat ulama, yakni hanya takut pada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW tak meninggalkan emas, istana, berlian pada sahabat dan umatnya. Rasulullah SAW hanya mewariskan alim ulama pada umatnya.
Komando Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto, meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit akibat dianiaya seorang pria pada Kamis (2/1) pagi. Kabar itu telah diumumkan oleh Pimpinan Wilayah Persis Jabar dalam laman Facebook mereka.
Soal perbedaan dalam masyarakat
Ustaz Abdul Somad mengingatkan umat Islam harus berlapang dada menerima perbedaan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut dia, perbedaan bukan menjadi pembenaran terjadinya perkelahian.
Ada saatnya berbeda-beda dalam kehidupan sehari-hari, baik pola pikir, iman, status sosial, pendapat.
“Ada saatnya berbeda. Jangan berkelahi hanya karena berbeda masalah,” kata Ustaz Somad dalam Kuliah Dhuha di Masjid Nurul Iman, Pondok Bambu, Jakarta Timur, Sabtu (3/2).
Akses dan berbagi berita lebih mudah menggunakan aplikasi SwaMedium. Tersedia di
Ia tak menampik perbedaan membuat orang cenderung enggan bersilaturahim.
“Sekarang orang berbeda tidak mau salaman, saling mengejek,” jelasnya.
Ustaz Somad berharap masyarakat tak lagi mempermasalahkan sesuatu yang bukan masalah. Sebab, hal itu bisa berujung menjadi masalah pada kehidupan bermasyarakat.
“Gimana bisa bersatu bangun masjid kalau gontok-gontokan,” ujar dia.
Soal kritik terhadap dirinya
Ustaz Somad mengaku menerima semua kritik dari masyarakat. Ia pun mempersilakan apabila ada yang tak suka dengan dirinya agar menyampaikan langsung.
“Kalau ada yang dongkol sama saya, maki saya lewat WA (Whatsapp) dijamin tak saya balas,” kata Ustaz Somad disambut gelak tawa jamaah Masjid Nurul Iman.
Hukum memilih pemimpin
Soal hukumnya memilih pemimpin, Ustadz Somad mengajak jamaah untuk memilih pemimpin yang peduli dengan agama.
“Pilihlah pemimpin yang peduli agama. Selama tanda tanganmu masih berlaku, pakailah untuk menolong agama Allah,” kata Ustadz Somad.
Pejabat jangan korupsi
Pemimpin atau pemangku kepentingan bisa mengajak bawahannya meramaikan masjid. Itulah pentingnya punya kekuasaan.
“Bayangkan kalau bupati jadi imam, pasti bawahannya jadi makmum,” ujar Ustaz Somad.
Ia mengingatkan kekuasaan tak berlangsung lama. Ia menyinggung banyaknya pejabat daerah yang tersandung kasus korupsi. Ustaz Somad mengajak para pemimpin untuk bekerja dengan jujur dan menjauhkan diri dari korupsi.
Jangan kotak-kotakan manusia
Ustaz Abdul Somad mengingatkan Nabi Muhammad SAW tak pernah mengajarkan sahabat dan umatnya mengotak-kotakan orang di masyarakat.
“Siapa yang ajarkan tak mengotak-kotakkan orang? Dia Nabi Muhammad SAW,” kata dia.
Ustaz Somad beranggapan apapun suku, bahasa, agama, dan budaya, semuanya tinggal di bumi Allah SWT. Jadi, semua manusia itu bersaudara. Tak ada perbedaan antara orang Arab dan bukan Arab. Sebab, semua manusia berasal dari tanah dan kembali ke tanah.
No comments:
Post a Comment